KAUSA.ID, Palu – Wakil Wali Kota Palu Imelda Liliana Muhidin, menerima kunjungan Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup Bidang Hubungan Internasional dan Diplomasi Lingkungan Hidup, Erik Teguh Primiantoro, di ruang kerjanya, Rabu (17/9/2025).

Erik hadir bersama Plh. Kepala Pusat PSILH KLH-BPLH, Yayuk Siswayanti. Sekretaris Daerah Kota Palu, Irmayanti Pettalolo, serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, Mohammad Arif Lamakarate turut mendampingi pertemuan tersebut.

Kementerian Lingkungan Hidup melalui Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) berencana menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) tindak lanjut pemantauan pengelolaan sampah di Sulawesi Tengah.

Rakor ini akan menghadirkan seluruh Dinas Lingkungan Hidup kabupaten/kota se-Sulteng untuk memaparkan hasil verifikasi lapangan, menjajaki potensi pengembangan teknologi persampahan, serta menyusun strategi pencapaian Adipura Kencana.

Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Imelda memaparkan progres Pemerintah Kota Palu menuju target Adipura Kencana 2025. Ia menekankan upaya pembenahan fisik, peningkatan kapasitas SDM, penguatan regulasi, dan dukungan pembiayaan.

“Beberapa inovasi yang kami jalankan meliputi pemilahan sampah dari sumbernya, baik rumah tangga maupun komunitas, dengan target 50 persen dari total timbunan sampah. Kami juga memaksimalkan jangkauan layanan persampahan agar target Jakstrada, yakni 30 persen pengurangan dan 70 persen penanganan sampah, bisa tercapai,” jelas Imelda.

Kepala DLH Kota Palu, Mohammad Arif Lamakarate, menambahkan sejumlah langkah konkret, seperti pembatasan plastik sekali pakai, edukasi masyarakat, serta kolaborasi dengan pelaku usaha khususnya hotel, restoran, dan kafe.

“DLH menyiapkan perjanjian kerja sama dengan kelompok horeka terkait pemilahan dan pemanfaatan sampah dari sumbernya. Kami juga mengembangkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk mendukung ekonomi sirkular dan menciptakan green job bagi pemuda,” terang Arif.

Arif menekankan bahwa penguatan bank sampah menjadi strategi utama. Saat ini, hampir 50 bank sampah di Kota Palu diarahkan agar mampu mandiri dan bankable.

“Target kami, bank sampah bisa mengakses permodalan dari perbankan. Kami sudah memberikan pelatihan penyusunan proposal dan pendampingan pakar agar bank sampah lebih profesional. Dengan begitu, ekonomi sirkular persampahan bisa tumbuh tanpa terlalu bergantung pada APBD,” tutupnya.