KAUSA.ID, PALU – Komisi IV DPRD Provinsi Sulawesi Tengah menerima kunjungan silaturahmi para pegiat seni dan budaya, Kamis (25/9/2025). Pertemuan berlangsung di Gedung Bidarawasia, Kantor DPRD Sulteng, usai rapat paripurna.

Dalam pertemuan tersebut, para pegiat seni menyampaikan aspirasi terkait pembangunan kembali Gedung Taman Budaya Golni yang rusak akibat gempa bumi pada 2018. Hingga kini, lebih dari tujuh tahun pascabencana, gedung tersebut belum juga diperbaiki atau dibangun kembali.

“Taman Budaya Golni satu-satunya ruang berkegiatan seni dan budaya di Sulteng. Selain menjadi tempat pentas, gedung ini juga berfungsi sebagai pusat pelatihan dan pembelajaran seni bagi masyarakat,” kata salah satu pegiat seni, Hapri, didampingi beberapa rekannya seperti Ika Poigi, Fathudin Mujahid, Smit Lalove, Adi, dan Ince Rahma Borahima.

Mereka menekankan pentingnya keberadaan taman budaya itu sebagai sarana pelestarian seni dan budaya daerah, sekaligus menegaskan dasar hukum perjuangan mereka, yakni Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IV DPRD Sulteng Abdul Rahman yang mewakili pimpinan dan ketua komisi menyatakan dukungan penuh. Menurutnya, pembangunan kembali Taman Budaya Golni bukan sekadar soal infrastruktur, melainkan juga upaya menghidupkan kembali semangat kebudayaan yang sempat terhenti akibat bencana.

“Gedung ini simbol seni dan budaya Sulteng. Kami akan mendorong pemerintah daerah dan pusat untuk segera memberikan perhatian penuh terhadap rehabilitasi dan rekonstruksi Taman Budaya Golni,” kata Abdul Rahman.

Ia menambahkan, kehadiran kembali Taman Budaya Golni akan memberi dampak positif tidak hanya bagi seniman dan budayawan, tetapi juga bagi generasi muda, penciptaan lapangan kerja, hingga penguatan sektor pariwisata.

“Kami mengajak semua pihak berkolaborasi, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta, agar taman budaya ini kembali berdiri kokoh dan menjadi pusat inspirasi seni dan budaya Sulteng,” ujarnya. (**)