KAUSA.ID, PALU – Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar workshop tentang Penyebaran Informasi Inactivated Polio Vaccine (IPV) 2 dan Sosialisasi Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Palu, Rabu (17/07/24).

Workshop dibuka oleh Jumriani Djunus, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulteng. Jumriani mengungkapkan cakupan imunisasi polio di Sulteng tergolong rendah, sehingga penting untuk meningkatkan cakupan imunisasi polio.

“Cakupan suntik polio di Sulteng masih tergolong rendah, hanya mencapai 36%. Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) baru mencapai 38%, sedangkan IPV 2 yang seharusnya diberikan pada anak usia 9 bulan bersamaan dengan vaksin campak masih sangat rendah dan belum memenuhi target,” jelasnya.

Jumriani menyampaikan target cakupan imunisasi polio di Sulteng akan dinaikkan menjadi di atas 80%.

“Kami akan terus berupaya agar tidak ada lagi kejadian polio susulan. Penyakit ini bisa diberantas jika kita maksimal melakukan perlindungan kepada anak-anak,” tandasnya.

Dia juga berharap tidak ada lagi anak-anak yang tidak mendapatkan pelayanan imunisasi, termasuk di daerah terpencil.

Workshop ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk tenaga kesehatan, organisasi masyarakat sipil, dan pemuka agama. Dengan adanya workshop ini, diharapkan informasi tentang pentingnya imunisasi polio dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.

“Kami berharap melalui workshop ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya imunisasi polio. Semua anak berhak mendapatkan perlindungan, terutama di daerah-daerah terpencil,” tambah Jumriani.

Acara ini merupakan bagian dari upaya Dinas Kesehatan Sulteng untuk meningkatkan cakupan imunisasi polio di wilayahnya, dengan harapan cakupan imunisasi dapat meningkat secara signifikan dan memastikan tidak ada lagi anak yang tertinggal dari pelayanan imunisasi. (**/Kn)