KAUSA.ID, PALU – Warga Kelurahan Siranindi menyatakan dukungannya terhadap perubahan pembangunan tata kota Palu, khususnya terkait penyesuaian kebijakan pasca bencana.

Salah satu warga, H. Muchlis Ali, yang juga merupakan anggota DPRD Kota Palu, mengungkapkan pentingnya langkah-langkah pemerintah dalam memperbaiki tata kota Palu setelah bencana alam pada 28 September 2018.

Menurut Muchlis, bencana tersebut memperkenalkan masyarakat pada berbagai istilah baru seperti likuifaksi, mitigasi bencana, tangguh bencana, serta konsep hunian tetap (Huntap) dan hunian sementara (Huntara).

“Bencana 2018 membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya mitigasi bencana dan penataan ruang yang ramah gempa,” ujar Muchlis.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Pemerintah Kota Palu pun segera mempercepat revisi tata ruang yang mulai kedaluwarsa. Perubahan ini bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan baru, termasuk pembangunan yang lebih aman dan tanggap terhadap bencana.

Seiring dengan dilantiknya Hadianto Rasyid sebagai Wali Kota Palu pada periode 2019–2024, masyarakat melihat perkembangan positif dalam penataan ruang kota. Muchlis menyatakan bahwa banyak perubahan yang sudah terlihat sejak awal masa kepemimpinan Hadianto.

“Kepemimpinan Hadianto di periode pertamanya sudah membawa banyak perubahan. Kami berharap beliau terpilih kembali agar tata ruang kota Palu semakin asri dan elegan,” kata Muchlis saat ditemui di kediamannya pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW, Kamis malam (26/9/2024).

Sebagai anggota DPRD Kota Palu, Muchlis menyatakan dukungannya agar Hadianto kembali menjabat sebagai wali kota.

“Saya mendukung penuh Hadianto karena komitmennya memperjuangkan berbagai program bantuan untuk masyarakat dan menyerap aspirasi baru demi kesejahteraan warga,” tambahnya.

Muchlis berharap dengan kelanjutan kepemimpinan Hadianto, perubahan tata ruang kota Palu bisa semakin terwujud, terutama yang berfokus pada keamanan dan kesejahteraan masyarakat.