KAUSA.ID, PALU – Beberapa hari terakhir, media ramai memberitakan hasil survei elektabilitas para pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng).

Uniknya, masing-masing lembaga survei mengklaim pasangan yang berbeda sebagai kandidat unggulan, mencerminkan persaingan ketat dalam Pilgub Sulteng kali ini.

Berdasarkan hasil survei yang diungkapkan oleh Indikator Politik Indonesia, pasangan Ahmad HM Ali dan Abdul Karim Al Jufri muncul sebagai calon yang paling dipilih oleh masyarakat Sulawesi Tengah. Posisi mereka diikuti oleh Anwar Hafid dan Reny Lamadjido, serta pasangan Rusdy Mastura dan Sulaiman Agusto Hambuako di posisi ketiga. Menariknya, lembaga survei ini merupakan salah satu dari 81 lembaga survei yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilu 2024.

Hasil survei yang menempatkan Ahmad Ali di puncak ini mengundang perhatian publik dan ramai diberitakan, Senin, 30 September 2024.

Namun, sehari setelahnya, hasil survei lain muncul yang menggambarkan skenario berbeda. ARCHY Research and Strategy Indonesia merilis surveinya pada Selasa, 1 Oktober 2024, yang menunjukkan Rusdy Mastura sebagai kandidat terdepan, diikuti oleh Ahmad Ali dan Anwar Hafid di posisi terakhir.

Belum selesai sampai di situ, hasil survei kembali mengalami perubahan ketika Pilar Bangsa Research mengeluarkan hasil surveinya pada Kamis, 3 Oktober 2024. Kali ini, pasangan Anwar Hafid dan Reny Lamadjido berada di posisi terdepan, menggeser Ahmad Ali ke posisi kedua, sementara Rusdy Mastura berada di urutan ketiga.

Fenomena berbedanya hasil survei ini menuai berbagai komentar, termasuk dari Pengamat Politik Universitas Tadulako, Irwan Waris. Menurutnya, hasil survei yang berbeda dari berbagai lembaga merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan, karena perbedaan metode yang digunakan oleh masing-masing lembaga survei dapat menghasilkan temuan yang berbeda.

“Hasilnya bisa berbeda jika metodenya berbeda. Biasanya survei itu jika dilakukan dengan metode yang tepat, hasilnya juga cenderung tepat. Metode tepat ini bisa diuji, biasanya pada forum ilmiah atau forum akademik,” ungkap Irwan Waris kepada wartawan pada Kamis, 3 Oktober 2024.

Berdasarkan data yang dihimpun, terdapat 81 lembaga survei yang telah terdaftar di KPU untuk Pemilu 2024. Beberapa lembaga tersebut antara lain PT Kio Sembilan Lima (Lembaga Survei Kedai Kopi), PT Poltracking Indonesia, PT Ipsos Market Research, PT Kompas Media Nusantara, dan termasuk Indikator Politik Indonesia yang menempatkan Ahmad Ali di posisi teratas.

Terdaftarnya sebuah lembaga survei di KPU dianggap sebagai salah satu indikator kredibilitas, meskipun metode survei juga harus diperhatikan untuk memastikan keakuratan data yang dihasilkan.

Kondisi beragamnya hasil survei ini mengingatkan publik bahwa angka elektabilitas calon tetap dinamis, dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk preferensi pemilih yang bisa berubah seiring waktu dan pendekatan kampanye para kandidat.

Hasil survei yang saling berbeda ini juga menunjukkan betapa ketatnya persaingan antara ketiga pasangan calon di Pilgub Sulteng. Masyarakat pun diimbau untuk cermat dan kritis dalam menyikapi hasil survei yang beredar, terutama menjelang hari pencoblosan. (**)