Program CSRRP Rehab Rekon Pasca Bencana di Sulteng Resmi Berakhir
KAUSA.ID, PALU – Program Central Sulawesi Rehabilitation and Reconstruction Project (CSRRP) yang berjalan selama lebih dari empat tahun resmi berakhir
Ketua Satgas Pelaksana Penanggulangan Bencana Pascabencana Sulawesi Tengah, Arie Setiadi Moerwanto, mengungkapkan CSRRP telah membangun hunian tetap (huntap), infrastruktur permukiman yang aman, dan fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah, serta kantor.
“Program ini mengadopsi konsep Build Back Better dengan prinsip tahan gempa, ramah lingkungan, serta inklusivitas gender dan aksesibilitas. Kini, 90% warga terdampak bencana dapat mengakses fasilitas yang memenuhi standar teknis,” ujar Arie dalam konferensi pers, Kamis (12/12/2024) di Palu.
Ia juga menyebutkan program CSRRP yang berfokus pada proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa bumi, tsunami dan liquifaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,99 triliun.
Investasi sebesar Rp 1,99 triliun dengan pembagian bagi Kota Palu sebesar 69,9 persen dari total investasi, sementara Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala masing-masing memperoleh 15,2 persen dan 14,8 persen.
Pembangunan yang dilakukan meliputi 3.880 unit huntap, rekonstruksi 17 sekolah dan satu universitas, pembangunan tujuh fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit, serta pemasangan lebih dari 1.000 titik penerangan jalan umum (PJU). Selain itu, 51 kilometer jalan permukiman dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas.
Sementara terkait prinsip Build Back Better yang diterapkan dalam program CSRRP bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan infrastruktur.
“Prinsip Build Back Better dengan memperhatikan aspek ketahanan gempa, ramah lingkungan, dan aksesibilitas yang merata, termasuk untuk kelompok rentan,” ungkap Arie.
Selain hunian tetap, CSRRP juga berhasil membangun infrastruktur lingkungan di 27 kelurahan/desa dengan anggaran Rp 45,08 miliar. Infrastruktur tersebut meliputi drainase, ruang terbuka hijau (RTH), dan fasilitas pengolahan sampah berbasis konsep 3R (reduce, reuse, recycle), yang berkontribusi pada peningkatan kualitas lingkungan hidup masyarakat.
Arie menekankan pentingnya keberlanjutan hasil CSRRP. Ia berharap meski program CSRRP selesai pada akhir 2024, diharapkan upaya pemulihan tidak hanya berhenti pada pembangunan fisik, tetapi juga memberikan dampak positif berkelanjutan bagi masyarakat Sulawesi Tengah.
“Keberhasilan program ini tidak hanya terletak pada infrastruktur, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Kami berharap fasilitas ini dapat terus dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan yang lebih baik,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan