KAUSA.ID, PALU – Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah semakin menarik perhatian publik dengan hadirnya Ahmad Ali sebagai salah satu kandidat yang menunjukkan strategi politik tak terduga.

Sebagai politisi nasional berpengalaman, Ahmad Ali kerap membuat lawan politiknya kebingungan dengan langkah-langkah yang mirip permainan catur tingkat tinggi.

Ahmad Ali dikenal mengusung strategi yang berbeda dari rival-rivalnya. Di tengah serangan politik yang gencar dari dua pesaing utamanya, Rusdy Mastura dan Anwar Hafid, Ahmad Ali justru mengambil pendekatan yang tidak biasa.

Alih-alih membalas dengan serangan balik, ia memilih untuk memuji rival-rivalnya, mengedepankan narasi positif.

“Ketiga kandidat di Pilgub Sulteng ini adalah kader terbaik Sulawesi Tengah. Saya tidak akan menjelekkan mereka karena semua memiliki niat baik untuk memajukan daerah ini,” ujar Ahmad Ali dalam berbagai kesempatan.

Lebih mengejutkan, Ahmad Ali bahkan mengakui kepemimpinan Rusdy Mastura yang dinilainya baik. Ia mempersilakan masyarakat yang merasa puas dengan kinerja Rusdy untuk memilihnya kembali.

“Jika masyarakat merasa bahwa beliau telah mensejahterakan, silakan pilih beliau,” ungkapnya.

Sikap ini juga berlaku untuk Anwar Hafid, yang disebutnya memiliki program-program berkualitas. Namun, Ahmad Ali menegaskan bahwa jika masyarakat merasa perlu adanya perubahan, ia menawarkan dirinya sebagai “Harapan Baru”.

Pendekatan ini dianggap sebagai langkah tak lazim dalam politik Indonesia, di mana kandidat umumnya saling menyerang demi menjatuhkan lawan. Manuver politik Ahmad Ali yang penuh ketenangan ini membuat langkah-langkahnya sulit diprediksi, sebuah strategi yang oleh pengamat politik disebut sebagai “catur politik tingkat tinggi”.

Fransiscus Manurung, pakar hukum senior Sulawesi Tengah, menilai strategi ini mencerminkan kedewasaan politik Ahmad Ali sebagai politisi nasional.

“Ini bukan taktik yang sering kita lihat dalam politik lokal. Ahmad Ali mampu mengendalikan narasi dengan cara yang menunjukkan kematangan politik yang jarang ada,” ujar Fransiscus.

Ahmad Ali juga mendapatkan dukungan dari tokoh-tokoh berpengaruh, seperti Hidayat Lamakarate, Ketua Tim Pemenangan BerAmal. Hidayat menyebut langkah Ahmad Ali sebagai manuver elegan dan cerdas, di mana ia memilih untuk mengedepankan rasa hormat terhadap lawan politiknya.

“Ini wujud kematangan berpolitik yang membuat saya yakin untuk ikut berjuang bersamanya,” kata Hidayat.

Dalam situasi politik Sulawesi Tengah yang kian memanas, strategi Ahmad Ali justru membawa angin segar dengan pendekatan yang lebih positif dan inklusif.

Manuver ini bisa menjadi faktor penentu dalam Pilgub Sulawesi Tengah 2024, mengubah dinamika politik yang biasanya dipenuhi serangan negatif.***