“Ina Tobani” Animasi 3D Pertama di Sulteng Karya Pemuda Sigi
KAUSA.ID, SIGI – Kreator Animasi 3D asal Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, berhasil membuat film animasi 3D pertama di Sulteng dengan judul ‘INA TOBANI: Senja Kain Kulit Kayu’.
Film yang mendokumentasikan teknik pembuatan kain kulit kayu etnik Kulawi ini menceritakan kisah hidup sang maestro generasi terakhir pembuat kain kulit kayu. Segala proses serta ilmu pengetahuan teknik pembuatan kain kulit kayu yang di alami oleh Ina Tobani diceritakan dalam film ini.
“Ina tobani, senja kain kulit kayu, begitulah kami memberi nama Film Animasi 3D ini. Mimpi yang telah hadir sejak beberapa tahun lalu akhirnya bisa kami wujudkan dalam film yang berdurasi 30 menit,” ujar Imran, Produser Film Animasi Ina Tobani.
Ina Tobani berlatar kisah Masyarakat Etnik Kulawi terkhusus di Desa Mataue, yang merupakan pusat pengrajin kain kulit kayu etnik Kulawi (Nunu Lero).
Diangkat dari kisah nyata sang maestro yang dikemas dalam bentuk Film Animasi 3D ini tujuannya untuk menjangkau seluruh kalangan. Selain kisah dari kehidupan nyata sang maestro, terdapat juga penambahan beberapa alur dan tokoh fiksi.
Selain budaya kain kulit kayu, film ini juga memiliki alur cerita yang menyinggung beberapa warisan budaya lainnya.
Film Animasi 3D pertama di Sulawesi yang merupakan karya putra putri Daerah Sulteng khususnya Kabupaten Sigi ini ternyata memiliki kisah unik pada awal pembuatannya.
Imran mengaku bahwa hadirnya pertanyaan tentang siapa lagi yang akan melanjutkan pengetahuan pembuatan kain kulit kayu etnik kulawi itu selalu mengganggu tidurnya.
Sebagai Produser animasi 3D, Ia mengaku telah lama memimpikan hadirnya karya animasi tentang kehidupan Ina Tobani dengan budaya membuat kain kulit kayu.
“Apakah mungkin Film Animasi 3D bisa hadir dari daerah terpencil?” imbuh Imran
“Hingga pertanyaan ini juga membuat orang orang mentertawakan saya. Bagaimana bisa kalian membuat Film Animasi 3D?” sambungnya, menirukan percakapan lampau ketika berniat membuat film Ina Tobani.
Hingga di akhir tahun 2022 kata Imran mimpi itu perlahan mulai terjawab.
“Berkat bantuan dari Dirjen Kebudayaan yang bekerjasama dengan LPDP, kami berhasil merealisasikan mimpi bersama Lembaga Kursus dan Pelatih Generasi Distrik Sigi,” tutupnya. (Kn)
Tinggalkan Balasan