KAUSA.ID, PALU – Karsa Institute bekerjasama dengan NLR Indonesia dengan dukungan Liliane Fonds menggelar Kick off BEN (Building Effective Network) dengan melibatkan para penyandang disabilitas di kabupaten Sigi serta dukungan pemerintah kabupaten sigi, Rabu (5/11/2025).

Kick Off kegiatan ini menandakan dimulainya program BEN yang menyasar penyandang disabilitas di wilayah Sigi. Tujuannya untuk mempromosikan inklusi sosial dan memperkuat upaya rehabilitasi berbasis masyarakat bagi anak dan remaja penyandang disabilitas, termasuk mereka yang terdampak kusta.

Implementasi program ini akan dilaksanakan melalui kolaborasi antara Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), komunitas lokal, dengan dukungan OPD terkait guna meningkatkan kualitas hidup remaja dan anak penyandang disabilitas.

Manager Program BEN Karsa Institute, Florensius mengatakan pihaknya memilih wilayah Sigi karena Sigi telah memiliki Perda nomor 5 Tahun 2024 tentang disabilitas yakni perda untuk memastikan hak-hak penyandang disabilitas di Sigi terpenuhi dan terlindungi.

“Project BEN ini fokus menyasar remaja dan anak disabilitas dan mereka terdampak kusta. Dan kenapa sasarannya adalah remaja dan anak disabilitas karena harapannya kedepan lewat project ini anak-anak dan remaja disabilitas dapat secara mandiri baik secara ekonomi maupun di kehidupan sehari-hari” terangnya kepada media kausa.id.

Florensius juga menyebut bahwa jumlah penyandang disabilitas di kabupaten Sigi cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Sosial Kabupaten Sigi tercatat sebanyak 13.313 penyandang disabilitas di wilayah Sigi. Bahkan salah satu daerah tertinggi penyandang disabilitas berada di kecamatan tanambulava yakni sebanyak 1.061 orang.

“Berdasarkan pemaparan tadi oleh Dinas sosial sigi tercatat, 13.313 orang. Ini perlu diverifikasi kembali karena data yang kami miliki ini tidak sampai angka seperti itu, tapi kami tetap verifikasi kembali. belum lagi ada data yang disampaikan dari camat tanambulava dan ini cukup signifikan sekali karena terdapat sebanyak 1.061 penyandang disabilitas yang ada di sana,” ungkapnya.

Meskipun Indonesia telah memiliki kebijakan nasional yang mendukung pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas, kesenjangan dalam implementasi di tingkat lokal masih cukup besar, terutama di wilayah pedesaan dan daerah kurang terlayani seperti Kabupaten Sigi.

Akses terhadap pendidikan, kesehatan, penghidupan, dan partisipasi sosial bagi anak dan remaja penyandang disabilitas (Children and Youth with Disabilities/CYWDs) termasuk mereka yang terdampak kusta, masih menghadapi berbagai hambatan, antara lain stigma, norma sosial, ketimpangan gender, keterbatasan sumber daya, dan infrastruktur yang belum inklusif.

Sementara itu, Pemerintah kabupaten Sigi mengapresiasi program untuk Disabilitas tersebut. Wakil Bupati Sigi menyatakan komitmennya untuk mendorong pelayanan publik yang lebih ramah Disabilitas serta infrastruktur penunjangnya.

“Pesan kami tadi jelas untuk semua OPD agar menyiapkan tempat khusus untuk disabilitas di tempat-tempat pelayanan, jadi, mereka tidak antri bersama orang-orang kebanyakan karena ada tempat khusus,” terangnya.

Ia juga menyebut walaupun tak ada anggaran khusus untuk disabilitas, Pihaknya tetap mendorong OPD terkait untuk memiliki program bagi Disabilitas.

“Walaupun tidak ada anggaran khususnya itu tapi tetap ada disisipkan pada semua program OPD. Nah, Anggaran khusus itu ada dinas sosial. Jadi ketika akan melakukan pembinaan, melatih, bahkan memberikan bantuan kepada kelompok rentan, maka sisipkan itu untuk kelompok disabilitas,” tandasnya.

Sementara itu, salah satu penyandang disabilitas, Alif Hidayatullah, perwakilan remaja disabilitas, menyampaikan apresiasinya terhadap program BEN dari Karsa Institute. Ia berharap melalui program tersebut, Ia bisa terbantu dalam berusaha secara mandiri.

“Kegiatannya sangat bagus apalagi seperti penyandang disabilitas seperti saya, ini sangat membantu juga bisa membantu teman-teman disabilitas lainnya,” ungkap Alif Hidayatullah.

“Saya baru pertama kali mengikuti kegiatan ini, harapannya agar saya juga teman-teman disabilitas lainnya bisa memiliki penghasilan sendiri melalui program ini,” harapnya. (katrin)