Kritik Wacana Reshuffle, Wim: Fathur Justru Selalu Aktif di HIPMI Sulteng!
KAUSA.ID, PALU – Salah satu kader Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Abdurahim Nasar Al-Amri, mempertanyakan wacana reshuffle kepengurusan yang dilontarkan oleh salah satu kader HIPMI Kabupaten Banggai Laut.
Menurutnya, pernyataan tersebut terkesan tergesa-gesa dan tidak mencerminkan semangat kolegialitas yang seharusnya dijaga di dalam tubuh HIPMI.
Menurut wim, sapaan akrab Ketua Komisi C DPRD Kota Palu ini, Fathur selaku Bendahara Umum HIPMI Sulteng selama ini selalu ikut andil dalam setiap kegiatan HIPMI Sulteng. Keaktifan dan keterlibatannya tidak hanya dalam kapasitas sebagai bendahara umum, tetapi juga sebagai sosok yang peduli terhadap pengembangan organisasi dan pemberdayaan anak muda di berbagai sektor.
Ia menyayangkan, karena ketidakhadiran Fatur dalam satu atau dua agenda, muncul hal yang menggiring opini untuk mendorong reshuffle.
“Kita harus objektif melihat kontribusi kader. Jangan sedikit-sedikit main goreng. Apalagi yang selama ini bersangkutan aktif dan hadir dalam hampir semua agenda penting HIPMI,” ujar Wim, sapaan akrabnya.
Baginya, pola pikir seperti ini tidak sehat dan hanya menciptakan kegaduhan yang tidak perlu di internal HIPMI.
“Jangan sedikit-sedikit main goreng isu reshuffle. Ini organisasi besar yang harus dijaga marwah dan soliditasnya. Kita seharusnya saling menguatkan, bukan malah mencari celah untuk saling menjatuhkan,” tegasnya.
Menurut Wim, reshuffle di tubuh organisasi bukan sesuatu yang bisa dilakukan sembarangan. Ada mekanisme formal yang harus dilalui, termasuk evaluasi internal dan pembahasan dalam forum resmi organisasi.
“Jangan hanya karena ada sedikit dinamika langsung buang-buang isu ke media. HIPMI bukan organisasi jalanan yang pengurusnya bisa diganti hanya berdasarkan opini sepihak harus melewati RBPHI,” tegasnya.
Ia juga menyoroti bahwa masih banyak kader yang minim kontribusi namun tetap dipertahankan dalam struktur karena pertimbangan organisasi yang matang dan mekanisme yang dijaga.
“Kalau sekadar tidak aktif, masih banyak yang begitu. Tapi kita tidak langsung serta-merta mengganti. Harus ada proses, harus ada evaluasi objektif. Jadi jangan jadikan reshuffle sebagai alat politik atau kepentingan sesaat,” ujarnya.
Wim juga mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi pengusaha muda saat ini jauh lebih besar dari sekadar dinamika internal. Dibutuhkan semangat kolaborasi, kepercayaan antar sesama kader, dan konsistensi dalam berkegiatan agar HIPMI tetap menjadi rumah besar bagi tumbuhnya potensi anak muda di Sulawesi Tengah. (**)
Tinggalkan Balasan