Lapas Palu Panen 450 Kg Jagung Manis, Ditjenpas Sulteng: Dukung Swasembada Pangan
KAUSA.ID, SIGI – Lapas Kelas IIA Palu catatkan panen perdana varietas jagung manis dari lahan seluas 510 meter persegi. Hasilnya mencapai 450 kilogram yang tersebar di area perkebunan samping lapas dan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Langaleso, Senin (11/8/2025).
Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Sulteng, Bagus Kurniawan, melalui Kepala Bagian Tata Usaha dan Umum, Maulana Luthfiyanto menyebut panen ini merupakan bukti nyata pembinaan di lapas tak hanya fokus pada pembinaan moral, tetapi juga keterampilan produktif. Salah satunya melalui program ketahanan pangan yang sejalan dengan Asta Cita Presiden dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
“Panen ini menunjukkan bahwa pembinaan di lapas mampu membekali warga binaan dengan keterampilan yang bermanfaat, membuat mereka berdaya, dan ikut mendukung program ketahanan pangan. Ke depan, kami ingin memperluas lahan dan jenis komoditas yang ditanam, agar manfaatnya semakin besar,” ujar Maulana.
Maulana juga menambahkan, keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama antara petugas lapas dan warga binaan yang disiplin merawat tanaman sejak proses penanaman hingga panen.
“Kami bersyukur, pembinaan berbasis keterampilan ini mendapat respons positif dari warga binaan. Harapannya, keterampilan yang diperoleh bisa menjadi bekal usaha setelah mereka kembali ke masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Palu, Makmur, mengatakan bahwa panen jagung manis ini merupakan tonggak awal bagi Lapas Palu dalam mengembangkan sektor pertanian.
“Ini baru langkah awal. Ke depan, kami akan mencoba komoditas lain yang bernilai ekonomis tinggi. Prinsipnya, setiap jengkal lahan yang ada harus produktif, sehingga program pembinaan benar-benar memberikan dampak,” jelas Makmur.
Turut hadir dalam panen tersebut Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Irpan, Kepala Seksi Kegiatan Kerja I Made Budana, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas I Made Sudiasa, serta Kepala Urusan Umum Rahima.
Program ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan internal lapas, tetapi juga memberi kontribusi nyata terhadap kemandirian pangan daerah. Dengan demikian, pembinaan warga binaan memiliki dampak langsung bagi masyarakat sekaligus memperkuat swasembada pangan nasional. (**)



Tinggalkan Balasan