KAUSA.ID, PALEMBANG — Sebanyak 123 petani sawit swadaya Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir mengikuti Pelatihan ISPO Batch III yang digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) bersama PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute). Kegiatan berlangsung di Hotel Beston Palembang pada 11–16 Agustus 2025 dan dibagi dalam empat angkatan.

Selama enam hari, peserta mendapatkan materi yang disampaikan secara sederhana, dan interaktif, oleh narasumber berpengalaman. Materi mencakup tata kelola perkebunan sawit berkelanjutan, pencegahan kecurangan, dan pemanfaatan limbah sawit menjadi produk bernilai tambah seperti parfum dan kosmetik.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, Agus Darwa, mengingatkan pentingnya memanfaatkan pelatihan ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Sawit bukan hanya menjadi komoditas unggulan, tetapi limbahnya juga bisa diolah menjadi produk bernilai. Namun, semakin digemari, semakin banyak pula tantangan, termasuk potensi kecurangan. Ilmu yang didapat di sini harus dibawa pulang dan diaplikasikan di kebun masing-masing agar hasilnya terasa nyata,” ungkap Agus Darwa saat membuka kegiatan, Senin (11/8/2025).

Direktur PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute), Wahyu Riyadi, menjelaskan bahwa pelatihan ini menjadi bagian dari percepatan sertifikasi ISPO.

“Pelatihan ini berlangsung empat hari pemaparan materi dan diakhiri dengan kunjungan ke KUD Sejahtera. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa Indonesia memiliki mekanisme pengelolaan sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” katanya.

Selain teori, peserta juga mengikuti kunjungan lapangan ke KUD Sejahtera untuk melihat langsung praktik perkebunan sawit sesuai standar ISPO. Mereka mempelajari teknik budidaya berkelanjutan dan berdiskusi dengan petani yang sudah menerapkannya.

Salah satu peserta asal Kabupaten Ogan Komering Ilir mengaku mendapat banyak manfaat.

“Saya belajar banyak tentang cara mengelola kebun secara ramah lingkungan dan efisien. Rasanya semangat sekali ingin mempraktekkan semua ini di rumah,” ungkapnya.

BPDP dan Mutu Institute berharap lulusan pelatihan ini menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing. Keberhasilan mereka diharapkan tidak hanya diukur dari hasil panen, tetapi juga dari terwujudnya perkebunan sawit rakyat yang lestari dan berdaya saing. (Kn/Kn)