PALU, KAUSA.ID – Pemerintah Sulawesi Tengah menyatakan status siaga darurat kekeringan bagi wilayah Sulawesi tengah menyikapi cuaca panas ekstrem akibat El Nino yang melanda Indonesia.

Hal itu dikemukakan langsung oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah, Nelson Metubun, Kamis (12/10/2023). Ia mengungkapkan penetapan status siaga darurat tersebut berdasarkan hasil rapat lintas OPD bersama Gubernur Sulteng belum lama ini.

“Dua atau tiga hari kemarin, lewat Bapak Gubernur melakukan rapat lintas instansi, diantaranya menyatakan status tanggap darurat untuk Sulawesi Tengah dengan menitikberatkan ke sektor pertanian,” ujar Nelson pada kegiatan Hari Karantina di Kantor Balai Karantina Pertanian Klas II Palu, Kamis (12/10/2023).

Nelson menyebutkan, 8 daerah dari 13 kabupaten dan kota di Sulteng saat ini mengalami kekeringan sebagian. Meski demikian, pihaknya telah melakukan langkah-langkah antisipasi mengurangi dampak kerugian akibat El Nino, khususnya pada sektor pertanian.

“Kami sudah menyurat ke kabupaten/Kota menyesuaikan jadwal tanam dengan El Nino, lalu menginstruksikan menanam varietas-varietas padi khususnya yang tahan terhadap kekeringan,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng, Nelson Metubun.

Langkah antisipasi lainnya kata dia, dengan mengaktifkan embung dan saluran-saluran air. Selain itu pihaknya juga menyediakan benih padi untuk 8000 sampai 10.000 hektar lahan, benih jagung bagi 8000 hektar lahan, dan benih kedelai bagi 1000 hektar lahan.

“Dan antisipasi terburuk bila pada batas waktu tertentu, Pemerintah akan membuat hujan buatan,” tuturnya.

Berdasarkan data dari Dinas TPH Sulteng, terdapat 8 daerah terdampak El Nino. Langkah antisipasi yang dilakukan dengan memberikan alsintan, pompa air, benih dan lainnya.

Delapan daerah tersebut yakni Kabupaten Tojo una-una, Banggai, Buol dan sebagian wilayah Parigi Moutong. Meski begitu, Nelson mengatakan saat ini kondisi tanaman pangan Sulteng masih surplus.

“Kami berharap El Nino ini tidak memberikan dampak terlalu signifikan terhadap tanaman kita di Sulteng,” tutupnya. (*/Kn)