KAUSA.ID, SIRENJA – Pasangan Bakal Calon Gubernur Sulteng, Anwar Hafid dan Bakal Calon Wakil Gubernur Sulteng Reny lamadjido melanjutkan safari politiknya ke Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Selasa (16/07/2024).

Ribuan warga antusias menyambut kedatangan Anwar-Reny di Lapangan Desa Ujumbou, Kecamatan Sirenja. Jumlah warga bahkan membludak jelang kedatangan pasangan Anwar-Reny untuk melakukan Deklarasi BERANI 2024 di Sirenja, Donggala.

“Karena kecintaan masyarakat dengan Bapak Anwar Hafid dan Ibu Reni, sehingga awalnya kapasitas sebesar 3.000 kursi ternyata massa yang datang lebih dari itu, sehingga butuh pesan kursi lagi”, tutur Ketua Panitia saat memberikan sambutan pembukaan Acara Deklarasi.

Dalam kegiatan itu, Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Tengah, Wahyudi menyampaikan bahwa dalam memilih pemimpin harus selaras dengan tujuan bernegara yaitu melayani masyarakat.

Menurutnya, syarat pemimpin Ideal itu ada pada sosok Anwar Hafid yang memiliki Integritas. Sepak terjang Anwar Hafid meniti karir sebagai birokrat mulai di tingkat Desa sudah terbukti dalam hal melayani masyarakat Sulawesi Tengah.

“Sebagai buktinya, bisa ditanyakan di Morowali sampai sejauh mana Pak Anwar sudah melayani masyarakat dan berani membawa perubahan selama beliau menjabat sebagai Bupati selama 2 periode. Begitu juga dengan Ibu Reni yang memiliki daya juang melayani masyarakat yang tinggi sesuai dengan latar belakangnya seorang dokter yang sudah berkecimpung di bidang kesehatan masyarakat” ujar Wahyudi.

Sementara itu, Ketua PBB Mustaqim M. Syukur mengungkapkan bahwa sosok Anwar-Reny memiliki jiwa besar untuk mengabdi bagi rakyat Sulawesi Tengah. Hal ini dibuktikan dengan memilih mundur dari jabatan saat ini.

Anwar Hafid memilih mundur dari jabatan sebagai anggota DPR RI terpilih tahun 2024 sementara Reny lamadjido selaku Wakil Wali Kota Palu sudah merealisasikan kesehatan gratis di Kota Palu.

Anwar Hafid dalam orasinya memaparkan bahwa tiga masalah utama di Sulawesi Tengah, salah satunya adalah Kemiskinan. Ia menyebut masih ada sekitar 390.000 orang yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Masalah selanjutnya kata Anwar hafid adalah tingginya angka pengangguran dan masih minimnya fasilitas infrastruktur yang mendukung produktivitas di daerah, terutama untuk petani dan nelayan.

“Saat saya menjadi kepala daerah di Kabupaten Morowali, banyak masalah anak putus sekolah. Ada dua jaminan saya, yaitu tidak perlu urus biaya anak sekolah dan layanan kesehatan cukup dengan tunjukkan KTP saja. Sehingga, saat ini Sulawesi Tengah mendunia karena Morowali, itu karena saya”, ungkapnya.

Mantan Bupati Morowali ini juga menceritakan mengenai pengalaman buruk berhadapan dengan buruknya pelayanan kesehatan di daerah karena tidak punya biaya. Saat itu dirinya belum menjadi Bupati.

“Saat itu istri saya melahirkan anak pertama yang terlilit tali pusar dan tidak dioperasi karena tidak punya biaya, sehingga anak pertama saya meninggal dunia. Sejak saat itu, saya bersumpah kalau suatu hari saya jadi pemimpin akan saya prioritaskan masalah pelayanan kesehatan masyarakat”, ujarnya.

Ia juga menceritakan pengalaman saat dirinya menjabat sebagai Bupati. Ia membuat program bagi Ibu hamil. Dalam program tersebut wanita yang hamil usia 3 bulan wajib melapor ke kepala desa dan usia kehamilan 7 bulan wajib dipasang bendera di depan rumah dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan bagi Ibu Hamil.

Dengan program tersebut, membantu menurunkan angka kematian bagi Ibu Hamil. Hal ini terbukti selama Ia menjabat sebagai Bupati, jumlah angka kematian Ibu hamil menjadi 0 kasus.

Tak hanya itu, Anwar-Reny juga berjanji membangun Rumah sakit bertaraf Internasional. Menurut Anwar-Reni, banyaknya warga Sulawesi Tengah yang dirujuk ke rumah sakit di luar provinsi bukanlah hal yang efektif. Sehingga keduanya berjanji membangun Rumah Sakit bertaraf Internasional untuk menunjang pelayanan kesehatan di Sulteng.

“Saya selalu prioritaskan agenda kesehatan masyarakat bersama Ibu Reni. Maka kami bertekad untuk membangun rumah sakit bertaraf internasional di Kota Palu dan berani memberi insentif yang besar kepada para dokter”, tegasnya.

Selain dari dua program utama yang berfokus pada pendidikan dan kesehatan, pasangan Anwar-Reni juga berkomitmen dalam pembangunan infrastruktur dengan target 1.000 km jalan Desa. (**/Kn)