KAUSA.ID, POSO – Calon Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) 2024, Anwar Hafid, menyoroti keluhan para petani terkait distribusi pupuk yang tidak merata di berbagai wilayah Sulteng.

Dalam sejumlah pertemuan, petani mengungkapkan sulitnya memperoleh pupuk subsidi, terutama bagi mereka yang tidak tercatat dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Salah satu keluhan datang dari seorang ibu di Tentena. Ia menyampaikan bahwa meskipun pupuk tersedia di daerahnya, warga harus menempuh jarak jauh ke desa Taripa untuk mendapatkannya.

Hal ini terjadi karena wilayah Tentena tidak masuk dalam cakupan distribusi pupuk.

“Kami ini ibu-ibu, sebagian besar janda. Kami butuh pupuk, tetapi harus mengambilnya jauh sekali ke desa Taripa. Padahal di Tentena sudah disiapkan, tapi tidak diberikan karena alasan wilayah. Kami berharap pupuk bisa didistribusikan lebih adil agar kami bisa membangun desa kami sendiri,” ungkapnya.

Menanggapi keluhan ini, Anwar Hafid menegaskan bahwa salah satu masalah utama adalah mekanisme distribusi yang sangat bergantung pada RDKK.

Menurutnya, hanya petani yang lahannya tercatat dalam daftar tersebut yang berhak menerima pupuk subsidi.

“Masalahnya, banyak petani penggarap yang tidak tercatat dalam RDKK. Ini yang harus kita perbaiki. Semua petani, baik penggarap maupun pemilik lahan, seharusnya berhak mendapatkan pupuk subsidi. Kami akan memperjuangkan agar distribusi pupuk lebih merata,” ujar Anwar Hafid.

Lebih lanjut, Anwar juga berencana memberikan subsidi tambahan untuk pupuk non-subsidi jika pupuk subsidi tidak mencukupi.

“Jika pupuk subsidi tidak mencukupi, kami akan mensubsidi pupuk non-subsidi sehingga harganya tetap terjangkau bagi petani,” tambahnya.

Menurut Anwar, masalah distribusi pupuk ini tidak hanya terjadi di Tentena, tetapi hampir di seluruh wilayah Sulawesi Tengah. Ia berjanji untuk terus memperjuangkan akses pupuk yang lebih mudah dan merata bagi petani di seluruh daerah. (**)