KAUSA.ID, PALU – Calon Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, mengungkapkan rencana untuk membangun taman literasi di setiap kelurahan di Kota Palu. Hal ini disampaikan Hadianto di hadapan puluhan warga yang berkumpul di Jalan Jamur, Kelurahan Balaroa, Jumat malam (18/10/24).

Rencana ini muncul sebagai tanggapan terhadap keluhan salah seorang warga, Mas’amah Mufti, yang menyampaikan keprihatinannya terhadap rendahnya minat baca anak-anak.

Mas’amah, yang pernah berprofesi sebagai tenaga pendidik, menyoroti bahwa anak-anak saat ini lebih sering bermain handphone daripada membaca buku. Ia pun telah mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM) di kediamannya, meski saat ini masih kekurangan koleksi buku.

“TBM ini penting untuk meningkatkan minat baca masyarakat, tapi koleksi buku bacaan anak-anak masih sangat terbatas. Siapa tahu Pak Hadianto bisa membantu menyumbangkan buku,” ujar Mas’amah.

Selain masalah minat baca, Mas’amah juga menyoroti banyaknya anak-anak di lingkungan Lorong 2 dan Lorong 3, Jalan Jamur, yang putus sekolah karena faktor ekonomi. Menurutnya, meskipun anak-anak tersebut memiliki keinginan besar untuk bersekolah, kondisi ekonomi menghalangi mereka. Ia pun berharap agar Hadianto dapat memberikan solusi untuk permasalahan ini.

“Anak-anak ini sangat ingin bersekolah, tapi kenyataannya tidak bisa karena keterbatasan ekonomi. Mohon kiranya Pak Hadianto bisa memberikan jalan keluar,” tambah Mas’amah.

Mas’amah juga menyampaikan keluhan terkait pungutan uang komite yang masih dibebankan kepada siswa, meski pemerintah sudah mengalokasikan anggaran sebesar 20 persen dari APBD untuk pendidikan.

“Ini keluhan dari banyak ibu-ibu. Padahal ada dana BOS, tapi kenapa masih ada pungutan uang komite?” tanya Mas’amah.

Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Hadianto mengungkapkan bahwa program pembangunan taman literasi sudah direncanakan untuk periode kedua kepemimpinannya.

Ia berharap masyarakat seperti Mas’amah dapat berkolaborasi dalam program tersebut, sementara pemerintah akan bertanggung jawab dalam pengadaan buku dan fasilitas lainnya.

“Nantinya, pengadaan buku dan kebutuhan lainnya akan didukung oleh pemerintah,” ujar Hadianto.

Hadianto juga menjelaskan bahwa meski alokasi anggaran 20 persen untuk pendidikan sudah ada, hal itu belum cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Sebagian besar anggaran tersebut digunakan untuk biaya operasional dan pembangunan infrastruktur pendidikan.

Ia menegaskan bahwa jika Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu terus meningkat, masalah pendidikan akan dapat diatasi dengan lebih optimal.

“Jika PAD kita bagus dan terus meningkat, Insya Allah masalah pendidikan bisa kita optimalkan,” tandasnya. (**)