PALU, KAUSA.ID – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu mengambil langkah konkret mendukung kualitas informasi jelang tahun politik dengan menggelar workshop profesionalisme jurnalis dan Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ).

Kegiatan diikuti oleh puluhan jurnalis dari berbagai Kabupaten dan Kota di Sulawesi Tengah ini digelar mulai 26 hingga 28 Januari 2024 di Hotel Jazz Palu.

Kegiatan Worksop bertemakan ‘Profesionalisme dalam Peliputan Pemilu’ ini merupakan bagian dari kegiatan Pra Uji Kompetensi Jurnalis.

Dalam workshop Ketua AJI Palu, Yardin Hasan menyoroti peran vital pers dalam menyajikan informasi yang mencerahkan, bermanfaat, dan kritis bagi masyarakat, terutama dalam konteks persiapan menghadapi pemilihan umum.

Yardin Hasan menggarisbawahi pentingnya para jurnalis menjunjung tinggi prinsip-prinsip jurnalisme dan kode etik. Dia mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi oleh jurnalis, termasuk keterlibatan pemilik media yang juga merupakan tokoh partai politik, serta tekanan dari massa pendukung calon peserta pemilu.

“Tantangan lainnya adalah tekanan dan ancaman dari massa pendukung calon peserta pemilu. Potensi ancaman ini dapat menyulitkan jurnalis dalam menjalankan tugasnya secara profesional,” tegas Yardin, Jumat (26/01/2024)

Dampak teknologi informasi juga diakui sebagai faktor yang meningkatkan kompleksitas pekerjaan jurnalis. Pengaruh media sosial dalam menyebarkan informasi disoroti sebagai pemicu polarisasi masyarakat yang semakin tajam.

Yardin Hasan juga memberikan perhatian khusus pada tingkat kesejahteraan para jurnalis, yang dianggap masih jauh dari harapan dan berpotensi memengaruhi profesionalisme jurnalis.

Mengatasi tantangan ini, AJI Indonesia menyadari pentingnya pelatihan bagi para jurnalis yang akan meliput pemilihan umum. Melalui kegiatan workshop, diharapkan para jurnalis dapat bekerja secara profesional, mematuhi kode etik jurnalistik, dan menjaga integritas mereka dalam menghadapi dinamika politik yang kompleks.

Workshop tersebut diisi oleh narasumber berpengalaman, diantaranya Willy Pramudya dan Budisantoso Budiman dari AJI Indonesia. Willy Pramudya, membuka acara lewat aplikasi Zoom, menekankan pentingnya pedoman etika bagi seorang jurnalis.

“Seorang jurnalis yang profesional harus memiliki kecakapan dan etika,” ujarnya.

“Beda pekerjaan dan profesi adalah salah satunya tentang etika. Seorang jurnalis yang profesional harus memiliki kecakapan dan etika,” imbuh Willy mempertegas bahwa dalam musim politik, media harus tetap menunjung prinsip keberimbangan dan profesional.

Willy menambahkan bahwa cara efektif untuk menjaga keberimbangan dalam berita adalah dengan mengambil komentar ahli atau pengamat.

Tak hanya itu, keberimbangan dan keakuratan dalam berita, terutama dalam meliput pemilu adalah kunci untuk menghasilkan produk jurnalistik yang bermutu.

“Dalam peliputan pemilu, jurnalis harus menyampaikan data pemilu dengan keakuratan. Berita yang berkualitas melahirkan pemilu yang berkualitas. Akurasi menjadi penting dalam peliputan pemilu,” tutupnya.

Tak hanya sebagai forum pemahaman terkait tantangan nyata yang dihadapi jurnalis, melalui workshop peserta memperoleh panduan konkret untuk menjaga profesionalisme dan etika dalam menyajikan informasi menjelang pemilihan umum. (**)